Senin, 18 Maret 2013

Rangkuman Diskusi BMC (Business model Canvas)

      Seperti biasa di malam minggu mahasiswa PER Batch 02 kls C mengadakan diskusi bersama bpk dosen. Acara diskusi ini kami sepakati di setiap hari malam minggu jam 11 tengah malam. Di minngu ini kami diskusi Business Model Canvas (BMC) dan untuk diskusi minggu ini berbeda seperti sebelumnya yang hanya diikuti oleh siswa kelas C saja yang dimana diselenggarakan oleh dosen wali kelas C. Diskusi kali ini diikuti juga oleh mahasiswa kelas A dan B bahkan siswa sit-in juga diperbolehkan bergabung di ruang diskusi.

       Busniess Mode Canvas adalah sebuah gambaran tentang bagaimana bisnis itu dijalankan. Di sini bapak dosen memberikan contoh toko 7 eleven dengan tujuan agar kami bisa lebih mudah untuk memahaminya. Model bisnisnya  7 eleven adalah buka 24 jam, punya cabang dimana-mana, pelayanan cepat dll. Untuk mewujudkan model bisnis yang seperti ini dibutuhkan sebuah bisnis plan, begitulah penjelasan dari Pak Nur Agustinus. Jadi kesimpulannya bisnis plan adalah rencana bisnis sedangkan bisnis model adalah model bisnisnya. Dari model bisnis kita bisa membentuk sebuah rencana oleh sebab itu sebelum kita membuat bisnis plan hal yang perlu kita lakukan terlebih dulu adalah membuat model bisnis.

      Selain hal model bisnis dan bisnis plan ada poin penting yang perlu kita lakukan sebelum membuat perencanaan (bisnis plan) yaitu studi kelayakan usaha. Studi kelayakan usaha itu menguji apakah sebuah bisnis itu layak dilakukan atau tidak. Layak yang dimaksud yaitu dari segi segi pemasaran dan keuangan, apakah prospek atau tidak. Lalu siapa yang menguji? yang menguji adalah kita sendiri berdasarkan riset dan hitung-hitungan angka. Jadi urutan pembuatanya adalah Model Bisnis-->Kelayakan Usaha-->Bisnis Plan. Namun ada juga yang berpendapat jalani bisnis dulu baru tau layak atau tidaknya bisnis tersebut dan berpendapat tidak perlu menghitung pertimbangan untung dan rugi sebelum memulai bisnis, menurutnya kalau itung-itungan melulu tidak jalan-jalan bisnisnya dan bisa-bisa tidak jadi bisnis karena sudah tau letak kerugiannya.

       Namun menurut pendapat saya menghitung kelayakan usaha sangatlah penting sebelum memulai usaha daripada jalan dulu kemudian baru tahu kalau bisnis itu tidak layak dan mengakibatkan kegagalan. Ada dua ukuran yang digunakan pada umumnya untuk menghitung kelayakan usaha yaitu pasar dan uang. Dalam menghitung kelayakan usaha memang perlu menggunakan skenario optimis dan pesimis sebab kondisi tidak bisa dipastikan. Misalnya mau jualan bakso, maka kita bisa perkirakan berapa pembeli seharinya.

       Kalau kita mau usaha pastinya kan butuh modal dan modal antara lain adalah uang. Misalnya saya buka usaha modalnya Rp100 juta. Maka seandainya saya punya uang 100 juta dan tidak saya apa-apakan, saya taruh dibawah bantal maka setahun lagi uang sayapun akan tetap sama tidak akan bertambah banyak. Sedangkan kalo saya taruh uang tersebut ke deposito uang saya akan bertambah. Artinya kalau saya masukan deposito,saya kan nggak kerja apa-apa uangnya akan nambah jadi lebih banyak. Nah kalau nganggur aja uang bisa tambah banyak dengan dimasukan deposito, maka kalau kita mau gunakan buat modal usaha maka seharusnya uang saya harus lebih banyak dari bunga deposito.

      Contoh lain saya beli sebuah tas dengan modal harga 500 $ kemudian saya jual dengan harha 1000 $, maka bisnis saya ini dari segi uang bisa dikatakan layak. Tapi ternyata karena profitnya menggiurkan maka munculnya banyaknya persaingan nah disinilah faktor pasar berperan. Jadi aspek kedua soal kelayakan usaha adalah pasar.Dalam pasar ini meliputi seberapa banyak pelanggan dan pesaing. Misalnya mau buka toko, eh ternyata toko sejenisdi desa saya sudah ada 10 toko sementara pelanggannya terbatas jadi survey itu juga penting sebelum mulai usaha. Maka sebaiknya bisnis yang bagus yaitu cari peluang denga produk yang inovatif yang banyak peminatnya namun baru sedikit yang menjalankan usahanya atau sering dikenal sebagai strategy blue ocean.

      Untuk memulai usaha sebisa mungkin pake uang sendiri/modal sendiri tapi untuk mengembangkan usaha baiknya pake modal pinjaman/bank karena ini tak lepas dari cash flow. Kalau kita menggunakan uang pribadi untuk mengembangkan usaha itu akan mempengaruhi cash flow kita yaitu akan berdampak kekosongan dalam kas. Memulai bisnis dan mengembangkan bisnis mempunyai titik beda. Bisnis kita mulai dikatakan berkembang kalau kita sudah melewati titik break even point (BEP) dimana biaya dan pemasukan itu sudah impas, artinya usahanya mulai untung. Kalau sudah untung baru kita bisa mengembangkan usaha.

        Apapun bisnisnya, tentu kita sudah tahu mau bisnis apa kan? Entah mau buka toko mainan, toko baju, warung makan dll. Yang paling penting dalam BMC pertam kali yang mesti dipikirkan adalah "SEGMEN PELANGGAN" (customer segmen). Siapa yang mau membeli produk atau jasa kita harus jelas target pasarnya. Setelah kita menentukan customer kita, maka kita menuju ke value proposition, artinya apa yang mau kita tawarkan ke customer kita.

      iPhone dan Samsung sama-sama membuat product handpone namun keduanya mempunyai pasar yang berbeda. Orang membeli iPhone karena berdasarkan gengsi mereka yaitu merk yang sudah terkenal bagus. Segmen pasarnya iPhone adalah pencinta produk Apple. Perusahaan Apple berhasil membuat pelanggannya bangga memakai produk Apple yang di produksi dengan jumlah yang terbatas. Setelah iPhone  menentukan customernya lalu perusahaan tersebut menentukan value propositionnya dalam slogan "The Biggest Thing to Happen to iPhone Since iPhone", yang mempengaruhi pikiran customer untuk memiliki produk terbarunya. iPhone berhasil melakukan positioning di benak konsumennya dengan merk yang terlenal bagus. Sehingga pencinta Apple rela antri untuk bisa memiliki produk Apple.