Sabtu, 15 Juni 2013

PRESTASI KU

     Setiap pelajar pasti mempunyai harapan mendapat nilai yang baik dan memuaskan bahkan berharap menjadi juara kelas, semua itu adalah hal yang lumrah. Namun semua itu bukanlah tujuan utama saya meski tidak bisa dipungkiri berharap mempunyai presentasi yang baik sebagai suatu kebanggaan tersendiri. Tujuan utama saya menjadi pelajar di UCDE adalah ingin mendapat ilmu serta memahaminya sebagai bekal merintis strategi untuk mencapai tujuan saya. Oleh karena itu disetiap kali saya belajar maupun mengerjakan tugas kuliah, bukan nilai yang menjadi prioritas saya tapi bagaimana saya bisa memahami apa yang disampaikan oleh pembimbing maupun modul bacaan yang ada.

      Selama saya mengikuti kuliah PER (Pengantar Entrepreneur Ritel) jarang sekali saya tidur hanya karena ingin memahami materi. Tidak ada pilihan lain untuk memanfaatkan waktu istirahat sebagai "Study Time" karena di siang hari saya harus bekerja yang tak lepas dari pantauan bos maklum saya kan asistennya jadi dimana ada bos disitu pasti ada saya. Hehehe.....

     Walaupun setiap harinya saya cuma bisa tidur 1-2jam namun saya tetap menikmatinya ini merupakan sebuah tantangan yang harus saya lewati jika saya menginginkan hasil terbaik dalam arti bukan hanya sekedar mengikuti pelajaran. Bukan suatu hal yang mudah untuk untuk duduk didepan computer hingga pagi, menahan ngantuk, udah gitu harus menerima omogan negative karena OL sampe pagi dan mereka banyak yang tidak tau aktivitas saya, tidak heran jika dituduh berbuat yang tidak-tidak namun saya tanggapi dengan positive dan harus menerima dengan lapang dada. Setiap ada waktu luang saya gunakan untuk belajar hingga waktu makanpun saya sambil belajar.

     Perjuanganku ternyata menunaikan hasil yang tak terduga yaitu mendapat peringkat pertama dalam kelas. Pada awalnya saya tidak menyangka akan mendapat peringkat terbaik mesti sudah dari dulu ketika duduk di bangku sekolah saya selalu mendapat rengking terbaik, selalu masuk prioritas 3 besar. Saya tidak menyangka kuliah ini akan mempunyai potensi seperti saat saya duduk di bangku SD dan SMP karena saya pikir sudah lama sekali tidak belajar seperti dulu, saya pikir daya ingat ataupun daya tangkap saya tidak sebagus dulu ketika masih anak-anak.

    Jujur perasaan saya bercampur aduk antara rasa senang, bangga, dan kaget. Ternyata usaha keras saya mendapat hasil nilai yang cukup bagus. Saya bangga bisa belajar langsung dengan dosen-doisen andalan yaitu Pak Nur Agustinus, Pak Teddy Saputra, dan Bu Poedji tan. Saya sangat berterimakasih kepada beliau terutama wali kelas saya yang sudah membimbing saya dan teme-temen semua dengan sabar dan telaten. Semoga semua yang dapatkan bisa diterapkan serta bisa sharing dan saling berbagi ilmu dengan teman-teman lainnya.


SAYA BISA ANDA PASTI BISA...
Salam Entrepreneur...!!

Sabtu, 08 Juni 2013

MOTIVASI

Definisi Motivasi

    Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak.Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Motivasi bisa datang dalam bentuk berbagai hal, bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya berasal dari luar diri kita, sementara motivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.

     Mengapa ada orang yang suka banget bekerja, tapi ada juga yang males bukan main. Ada orang yang berani mengambil resiko tapi ada yang penakut? menurut Profesor Steven Reiss, perbedaan ini disebabkan adanya hasrat manusia.

    Reiss profesor psikologi dan psikiartri dari Ohio State University menghabiskan 5 tahun untuk mengembangkan dan menguji teori baru tentang motivasi manusia. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada lebih dari enam ribu jiwa, ditemukan 16 hasrat dasar yang memotivasi hidup manusia yaitu:




1.
Kuriositas
Hasrat untuk pengetahuan
2.
Penerimaan
Hasrat untuk diikutsertakan
3.
Urutan
Hasrat untuk organisasi
4.
Kegiatan Fisik
Hasrat untuk melatih otot
5.
Kehormatan
Hasrat untuk setia kepada nilai, orang tua dan warisan
6.
Kekuasaan
Hasrat untuk untuk mempengaruhi orang lain
7.
Kemandirian
Hasrat untuk untuk berdiri sendiri
8.
Kontak Sosial
Hasrat untuk untuk pendampingan
9.
Keluarga
Hasrat untuk membesarkan seorang anak
10.
Status
Hasrat untuk dipandang secara social
11.
Idealisme
Hasrat untuk keadilan social
12.
Balas Dendam
Hasrat untuk untuk membalas
13.
Romantisme
Hasrat untuk hubungan biologis dan kecantikan
14.
Makan
Hasrat untuk untuk menyantap makanan
15.
Menyimpan
Hasrat untuk mengumpulkan barang
16.
Keteduhan
Hasrat untuk ketenangan emosi

       Reiss menjelaskan hasrat tersebut merupakan bawaan genetis kecuali idealisme dan penerimaan/nrimo. Para periset biasanya memprediksi perilaku manusia menjadi satu atau dua keinginan dasar misalnya kesenangan, penderitaan dan semangat bertahan hidup tapi ternyata kita adalah individu yang punya lebih banyak sifat dari yang sebelumnya kita bayangkan.

     Reiss memberi contoh sistem pendidikan yang diterapkan hanya untuk yang rasa ingin tahunya besar. Ada murid yang cerdas tapi tidak tertarik belajar di sekolah tapi sistem pendidikan tidak menampung pribadi seperti itu. Pendidik menganggap anak-anak mempunyai potensi yang sama dalam hal belajar, ini sebuah kesalahan, jelasnya. Kalau seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang kurang itu normal-normal saja selama tidak dibawah standar minimum. orang tua murid harus sadar bahwa anaknya berbeda dan harus mendukungnya.
  
    Contoh lain adfalah kaum workaholic. Mereka bekerja lebis keras dari orang kebanyakan bukan kerena bermasalah tapi karena mereka punya keinginan yang kuat untuk kekuasaan dan status. Reiss lantas menjelaskan tentang self hungging yaitu merangkap apa yang terbaik untuk dirinya otomatis terbaik untuk semua orang.  Jadi tolak ukurnya adalah dirinya sendiri padahal tiap-tiap pribadi itu unik dan punya tolak ukur, nilai dan tergetnya sendiri. Orang seperti ini biasanya ingin mengubah orang-orang yang sesunggunya tidak ingin berubah. Misalnya kaum workaholic yang sudah merasa senang dengan kondisinya tidak usah dipaksa untuk berubah seperti diri kita yang bukan gila kerja.

    Motivasi Diri
Motivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai.

Membangun impian adalah sebuah salah satu cara memotivasi diri sendiri. Namun membangun impian bisa tidak berguna jika hambatan-hambatan pada diri sendiri masih ada. Inilah mengapa banyak orang yang tidak mau bermimpi sebab ada sebuah faktor yang belum diselesaikan yaitu faktor keberdayaan. Jadi sebaiknya sebelum kita membangun mimpi, kita harus membangun rasa percaya diri terlebih dahulu. Buat apa mimpi besar jika kita tidak percaya diri untuk mencapainya.

Senin, 03 Juni 2013

PENERAPAN BUDAYA KERJA 5R DI SEBUAH TOKO


LATAR BELAKANG
        Untuk membangun dan memelihara sebuah lingkungan yang bermutu didalam sebuah organisasi diperlukan adanya penerapan budaya 5R. 5R dikenal sebagai salah satu budaya kerja dari Negara Jepang yang sudah diadopsi oleh perusahaan-perusahaan di berbagai Negara yang bemanfaat sebagai suatu teknik dalam peningkatan mutu suatu perusahaan. Jika 5R sering dianggap sebagai tool yang cocok diterapkan diarea pabrik, 5R juga cocok untuk diterapkan dalam sebuah toko-toko ataupun jasa pelayanan.
        Watsons merupakan toko ritel yang menerapkan budaya kerja 5R. Budaya 5R terdiri dari Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat) dan Shitsuke (Rajin). Dalam kegiatan pengumpulan data ini saya lakukan melalui survey secara langsung.
Contoh petugas yang sedang menerapkan 5R dengan meringkas barang-barang yang perlu dipindahkan

BENTUK KEGIATAN
        Watsons menerapkan definisi yang serupa 5R yaitu 5C, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.          Clearing (Seiri/Sort) = Ringkas
2.          Configure (Seiton/Set in Order) = Rapi
3.          Clean & Check (Seiso/Shine) = Resik
4.          Conformity (Seiketsu/Standardize) = Rawat
5.          Consensus or costum&Practice (Shitsuke/Sustain) = Rajin

Tahap penerapan
1.      Ringkas (Seiri/Sort)
Tahap ini adalah pembersihan area pelayana memilih dan menyingkirkan barang-barang yang tidak terpakai.
l   Mengemas brosur-brosur kosmetik yang sudah tidak berlaku
l   Memilih barang-barang yang mendekati masa kedaluwarsa untuk di seleksi masih layak dijual atau tidak dan menyingkirkan barang-barang yang sudah terlalu lama ke dalam gudang
l   Menyingkirka kardus-kardus yang sudah tidak berguna
l   Persediaan barang terletak dalam gudang sehingga area nampak lebih luas

2.      Rapi (Seiton/Set In Order)
Seperti halnya langkah ke2 dalam 5R yaitu mengenai konfigurasi peralatan, segala sesuatu harus berada di tempatnya masing-masing. Penataan barang jelas dengan memberi label/papan nama pada setia rak display. Dalam menata barang-barang, untuk barang-barang yang sering dicari dan diperlukan, diletakan dibagian yang strategis, mudah dilihat dan diakses. Barang-barang yang jarang dicari diletakan di bagian dalam. Meletakan barang-barang yang berat di rak bagian bawah dengan maksud agar lebih aman. Pelayanannya juga rapi mengenakan baju seragam

3.      Resik (Seiso/Shine)
Terdapat petugas kusus yang bertanggung jawab dalam hal kebersihan. Petugas tersebut setiap harinya membersihkan area. Memastikan segala sesuatunya berfungsi sebagaimana mestinya (seperti mesin kasir, pembaca barcode dan sebagainya).
4.      Rawat (Seiketsu/Standardize)
Langkah ke-4 ini adalah standardize artinya memiliki standar dalam melakukan segala pekerjaandalam proses (artinya juga melakukan segala hal yang seharusnya dikerjakan dan tidak melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan). Untuk memastikannya, adanya pengawasan dari atasan dan semua itu di awali dari manajer toko tersebut. Adanya pemeliharaan barang-barang atau area pelayanan agar teratur, rapi, dan bersih.

5.      Rajin (Shitsuke)
Inilah langkah terakhir dalam 5R yaitu Rajin. Pada tahap ini lebih mengarah kepada membangu kesadaran masing-masing individu dalam menjalankan tugas-tugasnya. Saya lihat para staf Watsons menerapkan budaya rajin dengan penampilannya yang selalu rapi. Segera membersihkan kotoran yang tercarar. Tidak membiarkan rak display kosong saat pelanggan sudah mengambil produk tersebut dan segera mengisi dengan stok persediaan yang baru.


TOKO YANG TIDAK MENERAPKAN BUDAYA 5R
Gambar ini adalah conto toko Ritel yang tidak menerapkan budaya kerja 5R


Adapun akibat bila tidak menerapkan 5R:
Ini gambarang sebuah toko yang tidak menerapkan budaya 5R 
1.     Tidak menerapkan budaya ringkas/seiri
-Akibat stok barang yang menumpuk area pelayanan yangsudah sempit akan semakin sempit.
-Karena barang yang tidak perlu diletakan tidak pada tempatnya, gerakan pelayanan akan terganggu.
-Stok barang yang berlebihan, menyebabkan timbulnya biaya perawatan dan penurunan kualitas barangyang disimpan sehingga tidak bisa dipake lagi

2.  Tidak menerapkan budaya rapi/seiton
-Hanya orang tertentu saja yang mengetahui letak penyimpananbarang
-Barang-barang yang tidak campur aduk dan tidak di letakan sebagaimana mestinya sehingga kesulitan dan memerlukan lebih banyak waktu untuk mendapatkannya
-Tempat area pelayanan yang tidak rapi akan mengganggu pemandangan dan mengurangi semangat kerja

3. Tidak menerapkan budaya resik/seiso
-Pada bagian-bagian yang tidak terjangkau perawatannya, kerusakan barang ataupun mesin kasir akan sering terjadi
-Kotoran atau debu yang beterbangan dapat mengganggu kesehatan
-Ruangan yang berantakan bisa menimbulkan pekerjaan tidak efisien
-Mengurangi minat daya beli pengunjung karena produ-produk yang terlihat kotor
4. Tidak menerapkan budaya rawat/seiketsu
-Karena peletakan susunan peralatan kerja kurang baik, setiap hari sehabis kerja selalu harus mengecek kembali
5.  Tidak menerapkan budaya rajin/shitsuke
Walaupun dilakukan pembersihan area pelayanan akan tetap kembali ke kondisi semula karena dari awalnya individu itu sendiri tidak memiliki sikap ataupun perilaku yang rajin