Selasa, 05 Februari 2013

JR #4# Disaat Waktu yang Tidak Tepat

       Hari minggu selepas pulang dari aktifitas Mandiri sahabatku kondisi badanku agak menurun. Badanku terasa lelah ditambah dengan pikiran yang tidak stabil membuatku tidak bersemangat. Di hari itu kebetulan masalah datang bertubi-tubi antara masalah pribadi, keluarga, tugas dan tanggung jawab. Diwaktu yang sama saya memikirkan berbagai macam masalah sehingga sempat membuatku agak setres namun tidak seberat yang Anda kira loh...

       Di sore hari selepas keluar dari kelas, saya menyalakan handphone dan seketika itu pula hp berbunyi menandakan ada pesan masuk. Saya uka dan baca pesan tersebut ternyata pesan masuk dari ibu saya. Dalam pesannya menyampaikan "Nak, ini ada orang mau menjual sawah dan menawarkan kepada kita". Tak lama ke,mudian saya langsung aja call ibu saya dengan tujuan menanyakan kelanjutan dari pesan ibu saya tersebut. ternyata tetangga kami sedang memerlukan uang dalam waktu yang cepat hingga akhirnya dia terpaksa menjual sawah yang dimilikinya seluas 60 ubin. Perubinnya dia menawarkan dengan harga  1 juta namun karena kami sudah mengenal lama dan memang karena sedang sangat butuh akhirnya dia sepakan menjual seharga 50 juta kepada kami.

       Saat itu saya bener-bener sangat menginginkan untuk membeli tanah tersebu namun masalahnya uang tabungan saya saat ini tidak cukup. Pikiran saya tidak berhenti untuk memikirkannya bagaimana caranya agar saya dapat memiliki tanah tersebut dilain sisi saya tidak ingin berhutang ataupun berurusan dengan pihak bank. Di saat pikiranku sedang bercampur aduk dengan berbagai problem dan kelelahan saya memaksakan diri untuk menyelesaikan tugas PER malam itu juga padahal saya tahu malam itu saya sangat lelah dan pikiranpun sedang tidak focus namun karena emosional saya tetap memaksa diri.

        Malam itu juga saya masuk EDMODO dan memutuskan take quiz yang minggu ke-4. Saya kira dalam keadaan saya ini tidak akan berpengaruh pada tugas yang akan saya kerjakan. Memang benar kata orang ketika pikiran kita sedang memikirkan banyak hal, kita tidak bisa fokus untuk mengerjakan sesuatu yang ada didepan mata kita. Begitu juga yang saya alami sekarang karena saya tidak bisa fokus saya jadi tidak teliti bahkan jadi ceroboh sekali. Banyak pertanyaan yang tidak dibaca dengan benar dan teliti, karena keadaan lelah saya juga jadi asal-asalan yang tadinya sudah saya jawab dengan benar malah saya ubah menjadi tidak benar. Ketika saya sudah submit baru saya tersadar "Aduh tadi kok bisa-bisanya saya jawab pertanyaan yang sangat sederhana dan mudah dengan jawaban yang tidak masuk akal, Huh... bodohnya masa gitu aja bisa salah padahal sudah sering didiskusikan bodoh..bodoh..bodoh...!!! Saya mencaci maki diri sendiri".

        Namun sesat saya kembali berfikir positif "Ah sudahlah, tidak usah disesali toh sudah terlanjur lagipula nilai tidak menjamin dengan kesuksesan masa depan seseorang. Yang terpenting adahlah bagaimana kita bisa menerapkan pembelajaran ini. Saya sambil hikmahnya saja "Jangan mengambil keputusan/mengerjakan sesuatu disaat pikiran sedang galau (emosi) dan dalam keadaan tidak stabil karena bisa-bisa keputusan yang diambil hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan bahkan bisa menimbulkan penyesalan."

        Setelah itu saya mencoba kembali memikirkan bagaimana caranya saya bisa memiliki sawah yang ditawarkan tersebut. Saya putar otak saya dan saya kaitkan bootstrap yang telah saya pelajari di minggu ini.
Bootstrap adalah sebuah cara untuk mendapatkan sumber daya tanpa kita harus mengeluarkan banyak uang (modal uang) jadi kalau kita kreatif dalam berfikir untuk melakukan bootstrap, maka sebenarnya hambatan modal uang itu bisa kita perkecil. Dengan prinsip bootstrap saya mencoba untuk menemukan solusinya karena dengan melakukan bootstrap diharapkan kita bisa hemat biaya.

        Dan akhirnya saya menemukan saya menemukan ide. Saya melakukan negosiasi dengan penjual sawah tersebut. Saya akan bayar sawah tersebut dengan tabungan sendiri sebesar 35 juta dan selebihnya saya akan kirimkan secepatnya. Karena tetangga saya sudah kenal lama dengan keluarga kami, maka dari itu dia menyetujui permintaanku. Kemudian saya sewakan sawah tersebut kepada seseorang kebetulan orang tersebut sangat suka untuk mengelola sawah dari uang tersebut saya gunakan untuk melunasi pembayaran sawah. Akhirnya saya dapat memiliki sawah tanpa harus hutang bank yang ada bunganya. Dengan menerapkan sistim bootstrap akhirnya saya dapat menghemat biaya.                                                                   

7 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Baguss...semua ada hikmahnya.Tetap semangat,semoga berhasil meraih cita.

    BalasHapus
  3. Amin...
    terima kasih mbak Misi atas supportnya...

    BalasHapus
  4. Bagus,ada hikmah dibalik kejadian...terus samangat Say...!!!

    BalasHapus
  5. Widih, so creative~ ˆ⌣ˆ

    BalasHapus